4. Andesit
(Andesite)
Batuan beku berwarna abu-abu gelap yang terbentuk sebagai lava menyerupai
basalt. Andesit dapat dibedakan dengan basalt dengan adanya mineral-mineral
yang lebih kasar seperti plagioklas, horblenda, dan biotit.
Ø Proses Terbentuknya: Batuan ini berasal dari lelehan lava
gunung merapi yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur
lava yang meleleh turun antara 900oC sampai dengan 1.100oC.
Merupakan jenis batuan beku luar.
Ø Kandungan Mineral:
Mineral batu yang berukuran kecil dan berwarna hitam disebut mineral biotite
dan yang berwarna putih disebut potassium feldspar. Hornblende dan pyroxen
adalah mineral-mineral gelap lainnya yang terdapat pada batuan Andesite. Batuan
Andesite mempunyai lebih dari 20 persen kandungan kuarsa dan yang terbanyak
adalah mineral plagioklas, walaupun mineral-mineral ini kadang hanya terlihat
di bawah mikroskop.
Ø Warna: Agak gelap (abu-abu tua) dengan
fenokris-fenokris hornblende dalam bentuk jarum panjang.
Ø Tekstur: Porphyritic karena lava yang
membentuk batu andesit megandung banyak phenocrysts (Kristal/mineral yang
besar).
Ø Struktur: Scoria,
vesikular, pillow atau columnar.
Karakteristik Batuan Andesit
Batuan andesit atau disebut juga dengan lavastone adalah batuan
beku yang tersusun atas mineral yang halus (fine-grained), serta
memiliki kandungan silica yang lebih tinggi dari batu basal dan lebih
rendah dari batuan rhylolite dan felsite.
Meskipun pembentukan batuan andesit terjadi di bawah permukaan bumi,
umumnya batuan andesit terbentuk di permukaan bumi sebagai akibat letusan
gunung merapi. Karena itu para ahli mengklasifikasikannya ke dalam
bagian batuan beku ekstrusif.
Batuan Andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara 900 sampai
1.100 derajat celcius. Mineral-mineral yang dikandung batuan andosit bersifat
mikroskopis, sehingga tak bisa dilihat tanpa batuan mikroskop.
material-material itu antara lain adalah :
- Silika (SiO2), dengan jumlah antara
52-63 %
- Kuarsa, dengan jumlah sekitar 20 %
- biotite
- Basalt
- Feltise
- Plagiocase feldspar
- pyroxene (clinopyroxene dan orthopyroxene)
- hornblende dengan persentase sangat kecil
Di lapangan, morfologi batuan andesit dapat dikenali dari warna abu-abu
yang dominan sampai merah. Warna ini menandakan kandungan silicanya yang cukup
besar. Ciri morfologi lainnya adalah memiliki pori-pori yang cukup padat dan
struktur yang sangat pejal. Tapi struktur kepadatan batuan andesit masih di bawah batuan
granit.
Batuan Andesit berbentuk kristalin. Terdapat beberapa macam kristal
mineral pada batuan andesit. Kristal-kristal ini sudah terbentuk jauh sebelum
proses pembekuan magma terjadi. Karena itu, para ahli geologi bisa
mengidentifikasi sejarah perjalanan magma dari kristalin yang terdapat pada
batuan andesit.
Kristal-kristal penyusun batuan andesit memiliki dua ukuran. Perbedaan
ukuran ini terjadi karena magma yang keluar ke permukaan bumi belum sempat
terkristal akan terkristal dengan cepat karena suhu permukaan yang rendah.
Hasilnya adalah dua kristal dengan ukuran yang berbeda. Yaitu :
- fenokris. adalah kristal besar yang sudah
terbentuk perlahan-lahan sejak di bawah permukaan bumi
- groundmass, adalah kristal berukuran kecil
yang terbentuk dengan cepat di permukaan.
Pada umumnya, jenis kristal-kristal dalam batuan andesit seragam (Fenokris saja atau Groundmass saja). Namun ada kejadian di mana, batuan andesit
mengandung keduanya, baik fenokris
maupun groundmass. Batuan andosit
dengan ciri-ciri seperti ini disebut Andesit Porfiri.
Walaupun pada umumnya berwarna abu-abu, namun pada kondisi cuaca tertentu,
batuan andesit bisa saja memiliki warna coklat tua. Karena itu untuk
mengidentifikasinya perlu dilakukan pemeriksaan lebih detail. Jika ditemukan
ada batuan yang memiliki ciri morfologi sama dengan batuan andesit tapi belum
pasti akan kandungan kimianya, maka untuk sementara batuan tersebut
disebut andesitoid. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kandungan mineralnya barulah diputuskan apakah batuan ini benar
merupakan batuan andesit atau bukan.
Proses Terbentuknya Batuan Andesit
Proses pembentukan batuan andesit secara letusan (vulkanologi) agak mirip
dengan proses pembentukan batuan diorit. Batuan andesit biasanya ditemukan
dalam aliran lava yang dihasilkan stratovulkano. Lava yang naik ke permukaan
bumi akan mengalami proses pendinginan dengan sangat cepat, karena itu tekstur
batuan andesit sangat halus.
Ada banyak situasi yang mendorong terbentuknya batuan andesit. Salah
satuanya adalah terbentuk setelah proses melting
(pelelehan/pencairan) lempeng samudra akibat subduksi. Subduksi yang menyebabkan
pelelehan itu merupakan sumber magma yang naik dan membeku menjadi batuan
andesit. Karena itu biasanya batuan andesit terletak di atas zona subdiksi yang
jadi batuan umum penyusun kerak benua.
Selain karena subdiksi, batuan andesit juga bisa terbentuk jauh dari zona
subdaksi. Misalnya, batuan andesit juga bisa terbentuk pada ocean
ridges dan oceanic hotspot yang dihasilkan dari
pelelehan sebagian (partial melting) batuan basalt. Batuan andesit juga
bisa terbentuk saat terjadi letusan pada struktur dalam lempeng benua yang
menyebabkan magma yang meleleh keluar menuju kerak benua (lava) bercampur
dengan magma benua.
Kegunaan Batuan Andesit
Batuan andesit umumnya digunakan untuk sektor konstruksi dan dipotong
jadi dimension stone untuk berbagai
keperluan.
- Sektor konstruksi
Batuan andesit banyak dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur
seperti jembatan, jalan raya, irigasi, landasan terbang, pelabuhan serta
gedung-gedung dan lainnya. Biasanya batuan andesit yang digunakan untuk
keperluan infrastruktur ini sudah berbentuk agregat dari pertambangan. Batuan
andesit banyak digunakan karena memiliki daya tahan yang kuat terhadap berbagai
cuaca dan tahan lama.
Tidak semua batuan andesit lolos uji sebagai bahan dasar konstruksi/ pembangunan.
Batuan andesit yang bisa digunakan untuk fungsi ini harus melewati serangkaaian
tes berupa uji kuat tarik, kuat tekan, kuat geser, densitas, berat jenis, dan
lain-lain. Hasil tes ini akan memperlihatkan elastisitas batuan dan sifat
fisika lainnya. Sehingga bisa disortir batuan mana yang bisa digunakan.
2. Sebagai dimension stone
Karena tidak semua batuan andesit dari pertambangan bisa digunakan untuk
konstruksi, batuan andesit juga dipotong menjadi ukuran tertentu, dipahat,
diamplas kemudian dipoles agar bisa dimanfaatkan untuk tujuan tertentu.
Potongan-potongan ini yang disebut dimension
stone. Dimension stone umumnya
dimanfaatkan untuk keperluan estetika. Seperti ornamen-ornamen pada dinding,
lantai atau dekorasi lainnya.
Selain itu Dimension Stone dari
batuan andesit juga digunakan untuk memproduksi berbagai macam kerajinan
tangan. Misalnya pusat kerajinan di Majalengka dan Cirebon yang menggunakan dimension stone dari batuan andesit
sebagai bahan bakunya.